EFEKTIFITAS LIMBAH PADAT DAN CAIR KELAPA SAWIT SERTA AMPAS SAGU TERHADAP TANAMAN BAWANG MERAH

Rahman Hr, Nururrahmah Nururrahmah

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, bentuk dan kandungan serta pertumbuhan pemberian Limbah padat dan cair Kelapa sawit serta ampas sagu terhadap tanaman bawang merah. Percobaan ini di laksanakan di Kelurahan To, Bulung, Kecamatan Bara, Kota Palopo. Berlangsung pada bulan Maret 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dari 7 perlakuan 3 ulangan, P0 = Kontrol, P1 = KS1 = 100 gr + KS2 = 100 ml dan ASC = 100 gr, P2 = KS1 = 200 gr + KS2 = 200 ml dan ASC = 200 gr, P3 = KS1 = 300 gr + KS2 = 300 ml dan ASC = 300 gr, P4 =
KS1 = 400 gr + KS2 = 400 ml dan ASC = 400 gr, P5 = KS1 = 500 gr + KS2 = 500 ml dan ASC =
500 gr, P6 = KS1 = 600 gr + KS2 = 600 ml dan ASC = 600 gr. Hasil menunjukkan bahwa pemberian Limbah padat, cair Kelapa sawit dan ampas sagu terhadap tanaman bawang merah pada aspek tinggi tanaman terdapat pada P1 dengan nilai tertinggi 3 kali pengamatan yakni 58,04 cm. Demikian juga jumlah anakan untuk P1 dengan nilai tertinggi 14,5. Pemberian limbah tersebut besar akan memberikan pertumbuhan lebih baik terhadap aspek agronominya termasuk tinggi tanaman dan jumlah anakannya jika faktor iklim mendukung terutama pada musim hujan.

Kata kunci : limbah padat dan cair, kelapa sawit, ampas sagu dan bawang merah

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


AAK. 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta.

Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

BPPT, 2003, Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses Biofilter Anaerob dan Aerob, http://www.enviro.bppt.go.id/~Kel-1/

Buckman, H.O dan N.C. Brady. 1969. The nature and properties of soils. Diterjemahkan oleh Soegiman (1982). Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Damayanti L. dan Kalaba Y., 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani bawang merah di Desa Labuan Toposo Kec. Labuan, Kab. Donggala. J. Agrisains 5 (3 ), Desember 2004.

Deptan. 2006. Distribusi Tertutup Berhasil Meneken Penyelewengan Pupuk

Bersubsidi.

Bersubsidi>. Diakses 23 Februari 2006

Deptan. 2007. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah.

Departemen Pertanian. Bogor. htpp://www.litbang.deptan.go.id [10 Juli 2010].

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.

Hidayat, A., R. Rosliani , N. Sumarni, T.K. Moekasan, E. S. Suryaningsih dan S.Putusambagi. 2004. Pengaruh varietas dan paket pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Lap. Hasil Penel. Balitsa-Lembang.

IOPRI [Indonesian Oil Palm Reasearch Institute]. 2002. Biopolymer and Selected Speciality Chemicals Base on Oil Palm Feedstock. Medan: Indonesian Oil Palm Reasearch Institute.

Mulyani Sumantri., dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar swadaya, Jakarta, Hlm4.

Rahmat Rukmana.1995. Temulawak: Tanaman Rempah dan Obat. Jakarta: Kanisius. Halaman: 15.

Rao ,Subba, N.S (1994), Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan, UI Press, Jakarta.

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada Univ Pr

Suhardi, 1996. Relationship between Mycorrhiza, Imperata cylindrica and Growth of Shorea Species. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sunarjono, H. dan P. Soedomo. 1989. Budidaya bawang merah (A. ascalonicum L.). Penerbit Sinar Baru Bandung.

Sutanto. R, 2002. Penerapan Pertanian Organik, Penerbit Kanisius

Wibowo, 2007. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 179.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.