Keefektivan Tiga Teknik Pengendalian Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) di Desa Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.

Eka Sudartik

Sari


Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) merupakan organisme Penganggu Utama Tanaman (OPT) padi di Indonesia. Tikus sawah dapat menyerang padi pada setiap stadia tanaman padi, mulai dari stadia persemaian sampai panen. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan suatu percobaan tentang keefektifan tiga teknik pengendalian tikus sawah (R.Argentiventer) di Kabupaten Luwu. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui salah satu teknik pengendalian tikus yang efektif dalam menekan populasi tikus dan intensitas serangannya pada pertanaman padi. Adapun kegunaan sebagai bahan informasi pada petani dalam rangka mengendalikan tikus pada tanaman padi. Percobaan ini dilaksanakan di Desa Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi-Selatan, mulai Maret sampai Juli 2011. Percobaan ini menggunakan metode pengendalian tikus dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, rancangan perlakuannya yaitu P1: kontrol, P2: Trap Barrier Sistem ( TBS ), P3: Perangkap Bubu Liniear (SPBL), dan P4: pengemposan asap belerang pada lubang aktif di lahan sawah. Masing- masing perlakuan menggunakan hamparan padi seluas 100 ha jarak antara perlakuan satu dengan yang lain adalah 1,5 km dan jarak antara ulangan 50 m. Pengamatan di lakukan mulai 14 hari setelah tanam sampai panen dengan parameter pengamatannya adalah 1) Populasi tikus terperangkap pada perlakuan Sistem Perangkap Bubu Linear (SPBL) dan perlakuan Trap Barrier sistem (TBS), serta 2) Populasi tikus mati karena pengemposan yang diamati setiap minggu. Pengamatan intensitas serangan tikus dilakukan dengan berjalan dari sudut petakan sawah ke sudut yang lain, kemudian setiap sepuluh langkah diamati rumpun yang terserang. Jumlah tikus yang terperangkap pada perlakuan Trap Barrier Sistem (TBS) lebih banyak dari jumlah tikus yang terperangkap pada perlakuan Pengemposan, Sistem Perangkap Bubu Linear (SPBL) yaitu berkisar 413 ekor. sehingga ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan Trap Barrier Sistem (TBS) lebih efektif dibandingkan dengan ke tiga perlakuan lainnya. Intensitas rata–rata serangan tikus terendah terdapat pada perlakuan Trap Barrier Sistem (TBS) yaitu 0.94%. Sedangkan rata-rata intensitas serangan tikus tertinggi yaitu pada lahan Kontrol yaitu sebesar 30%. Rata-rata hasil produksi tertinggi terdapat pada perlakuan Trap Barrier Sistem (TBS) yaitu 6.76 ton/ha dan produksi terendah pada perlakuan Kontrol yaitu sebesar 2.96 ton/ha.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anonim, 1989. Petunjuk Pengendalian Tikus. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura . Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta.

______, 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT Padi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Proyek dan Hortikultura. Bina Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta.

______, 2010. Data Luas Serangan Hama Tikus MT. 2010 Tanaman Padi. Instalasi Pengamatan Peramalan & Pengendalian Organisme pengganggu tanaman. Kabupaten Luwu.

______, 1983. Field Problems of Tropical Rice. International Rice Research Institute. Los Banos Philipine. 172pp. ______, 2011. Identifikasi Tikus Sawah. http://www.TikusSawah-Indonesia.com/tikus/indekx tikusinfo.htm. Online 20 Maret 2011.

______, 2011. Tikus Sawah ( Rattus argentiventer Rob & Kloss). http://www. Pomoeda_pemoedie. Blogspot.com. Online 20 Maret 2011.

Ati wasiati, 2008. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat perlindungan tanaman pangan . Jakarta.

A.P. Saranga, N. Agus. 2003. Pemanfaatan Sistem Rintangan Perangkap (Trap Barrier System) untuk Pengendalian Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Hasanuddin. 26 hal.

Baco, D. and J. Tandiabang. 2003a. Implementation of Rat Control by Farmer in Pinrang, South Sulawesi. Paper presented at the 2nd International Conference on Rodent Biology and Management, 10–14 February 2003 at Discovery Center, CSIRO Canberra.

Baco, D., M. Assaad, M. Rasak, Arafah, N. Djafar, G. Aidar dan Warda. 2003b. Dampak Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pengendalian Tikus di Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Makassar.

Gallagher, K. 1998. Pengendalian Hama Terpadu untuk Padi: Suatu Pendekatan Ekologi. Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu. Jakarta.

Hafidzi, M.N and M. Na’im. 2003. The Use of the Barn Owl (Tito alba) to Suppress Rat Damage in Rice Field in Malaysia. In G.R. Singleton, L.A. Hinds, C.J. Krebs and D.M. Spratt (eds). Rat, Mice and People: Rodent Biology and Management. ACIAR Monograph No. 96:274–276.

Harsiwi T., J. Priyono, O Murakami. 1989. Tikus. Makalah pada Lokakarya Tingkat Nasional Pengamatan dan Peramalan Organisme

Pengganggu Tanaman Juli–September 1989. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 75 hal.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia (revised and translated by V.D. Laan). PT Ichthiar Baru - Groven Hage. 702pp.

Mansyur, 2009. Pemanfaatan Perangkap Tikus TBS ( Trap Barier System) untuk Mengendalikan Tikus Sawah. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Manwan, I., 2005. Penelitian dan Pengembangan Sistem Inovasi Teknologi. Badan Tanaman Pangan Sulawesi Selatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan; Badan Litbang Departemen Pertanian, Universitas Hasanuddin. hal 139–145.

Mangundihardjo, S. and F.X. Wagiman .2003. Commercial Use of Rats of Born Owls in Rat Management. In G.R. Singleton, L.A. Hinds, C.J. Krebs and D.M. Spratt (eds). Rat, Mice and People: Rodent Biology and Management. ACIAR Monograph No.96:304–305.

Muslimin, 2010. Pengendalian Tikus Sawah (Rattus argentiventer) dengan Sistem Perangkap Bubu Linear (SPBL) dan Jala pada 3 Zona Habitat Tikus di Pinrang, Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin Makassar.

Priyambodo, S., 1995. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya. Bogor. Hal 5-28.

Rochman dan Sukarna. D, 1991. Pengendalian Hama Tikus. Padi Buku 3. Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Rismunandar. 1981. Hama Tanaman Pangan dan Pembasmiannya. Sinar Baru. Bandung. hal 25–38.

Rochman, 1986. Biologi dan Ekologi Tikus. Khususnya Tanaman Pangan di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Penggunaan Klerat RMB dalam Pengendalian Tikus. Himpunan Perlindungan Tumbuhah Indonesia, Bekerja Sama dengan PT ICI Pestisida Indonesia. Tanggal 27 Maret di Jakarta. Hal. 11 – 28.

Sudarmaji, Rahmini, N.A. Herawati dan A.W. Anggara (2007). Perubahan Musiman Kerapatan Populasi Tikus Sawah di Ekosistem Sawah Irigasi. Balai Penelitian Tanaman Padi. http://www.puslittan.bogor.net. Online 10 Maret 2011.

Sudarmaji. 1995. Penelitian Pengendalian Tikus dengan Sistem Pagar Perangkap. Laporan Hasil Penelitian Kerja Sama ARMP. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 26 hlm.

Sanchez, F. F. dan Beniqno, E. A., 1981. Trends in Rodent Pest Management. Paper Presented During The Symposium on Pest Ecology and Pest Management Biotrop in Bogor. Indonesia December ( 3 – 4 ). Pp 5.

Saranga, A.S., S.L. Saranga dan S. Sama. 1998. Pengendalian Tikus pada Tanaman Padi Melalui Gerakan Pemasangan Sejuta Bambu. Makalah pada Seminar Penelitian Pendukung PHT, Cipanas. 13 hal.

Sipayung, A. 1992. Prospek dan Efektivitas Pengendalian Hayati Tikus. Pros. Seminar Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Bogor. h:57–65.

Wolff, J.O. 2003. Density-dependence and Socioecology of space use in rodents. In G.R. Singleton, L.A. Hinds, C.J. Krebs and D.M. Spratt (eds). Rat, Mice and People: Rodent Biology and Management. ACIAR Monograph No. 96:124–130.




DOI: http://dx.doi.org/10.30605/perbal.v4i1.79

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.