ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING SECARA KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOMODITAS KAKAO DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Samsuddin Samsuddin

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis tingkat keunggulan bersaing komoditas kakao secara komparatif (Comparative Advantage) di Provinsi Sulawesi Barat. 2) menganalisis tingkat keunggulan bersaing komoditas kakao secara kompetitif (Competitive Advantage) di Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini dilakukan di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Polewali Mandar Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Pemilihan lokasi didasari pada potensi sumber daya perkebunan sentra penghasil biji kakao di Provinsi Sulawesi Barat. Adapun responden yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan secara purpossive sampling dengan pertimbangan sampel merupakan key informan yang dapat memberikan data yang diperlukan. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan secara diskriptif kualitatif. Jumlah sampel adalah 70 orang, terdiri dari 45 petani kakao, diambil dari 15 orang setiap kabupaten, 5 orang pedagang kecil, 5 orang pedangan besar, 5 pedagang besar di kabupaten, seperti BT. Cocoa dan Tanamas Celebes Indah (TMCI) PT. Olam, PT. Bumisurya dan 5 Orang dari Instansi pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dengan topik penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif untuk melihat sektor potensi basis keunggulan dan non basis, digunakan analisis Locational Qoutient (LQ) untuk mengukur angka indikator keunggulan bersaing komoditi kakao Provinsi Sulbar, berdasarkan angkatan kerja dan luas lahan di sektor perkebunan kakao di bandingkan dengan angkatan kerja secara nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis Locational Qoutient (LQ) sejak lima tahun terakhir tepatnya pada tahun 2014-2018, nilai LQ > 1 atau mencapai 7,00 pada tahun 2014 merupakan nilai LQ terendah dan cenderung mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 11,0. Namun secara umum sejak lima tahun terakhir memiliki nilai LQ > 1 atau rata-rata mencapai 9,2 pada angkatan tenaga kerja di sektor perkebunan kakao di Provinsi Sulawesi Barat sehingga memiliki keunggulan atau basis keunggulan secara komparartif. Sementara hasil analisis Locational Qoutient (LQ) berdasarkan luas lahan kakao Provinsi Sulawesi Barat dengan perbandingan luas lahan kakao area Sulawesi mengambarkan bahwa pada tahun 2016 sampai tahun 2018 Provinsi Sulawesi Barat memiliki basis keunggulan komparatif, hal tersebut berdasarkan nilai LQ > 1, yaitu mencapai 1,0 pada tahun 2016 samapai 2018. Sedangkan kakao Provinsi Sulawesi Barat belum memiliki keunggulan kompetitif, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan (SDM) petani 40 persen berpendidikan SD, akses bantuan pupuk SDA masih lemah 19 persen petani megandalkan bantuan atau subsisdi pupuk, akses dan keterbatasan permodal 60 persen petani mengandalkan akses permodalan melalui pinjaman pedagang pengumpul (tengkulak) dan transmisi harga juga belum kompetitif.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Conforti, P. 2004. Price Transmission in Selected Agriculture Markets. Working Paper FAO Commodities and Trade Policy Research, No 7, March, 2004. http://www.fao.org/es/ESC/.

Ferdinand, A. 2003. Sustainable Competitive Advantage: Sebuah Eksplorasi Model Konseptual. Universitas Diponegoro. Semarang.

Frinces Z.H. 2011. Persaingan dan Daya Saing , cetakan ke-1. Penerbit Mida Pustaka. Yogyakarta

Goodwin, L.D dan Leech, N.L. 2006. Understanding Correlation: Factors That Affect the Size of r. The Journal of Experimental Education. Vol 74 (3). Hlm, 251–266.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2011. Buku MEA, Kemendag RI. http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/. Diakses tanggal 10 September 2018 jam 20:37.

Kurniawan. 2011. Serba-Serbi, Analisis Statistika dengan Cepat dan Mudah. Jasakom. Jakarta.

Ragimun dkk. 2012. Analisis Daya Saing Komoditas Kakao Indonesia. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu. Jakarta.

Sudiyono A. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang. Malang.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabet. Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.30605/perbal.v9i1.1566

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.