RESPON EMBRIO KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA KONDISI CEKAMAN NaCl DAN PEG SECARA IN VITRO

Mayasari Yamin, Rahman Hr

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh embrio kakao yang toleran dan peka terhadap kondisi salinitas dan kekeringan secara in vitro berdasarkan perubahan morfologi yang muncul, dan kombinasi
salinitas dan kekeringan (NaCl + PEG 6000) yang dapat dijadikan agen seleksi untuk indikator toleran dan peka terhadap salinitas dan kekeringan secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo yang berlangsung mulai bulan Januari sampai April 2016. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas empat perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan yang digunakan yaitu P0 (media WPM tanpa NaCl dan PEG), P1 (media WPM 15 g/L NaCl + 1 g/L PEG), P2 (media WPM 30 g/L NaCl + 1 g/L PEG), dan P3 (media WPM 45 g/L NaCl + 1 g/L PEG). Karakter yang diamati yaitu persentase embrio hidup dan perubahan morfologi embrio kakao. Hasil penelitian meunjukkan bahwa konsentrasi P0 memberikan persentase embrio hidup dan perubahan morfologi terbaik yaitu masingmasing 100% dan berwarna putih, P1 yaitu 66,67% dan berwarna putih kecokelatan, P2 yaitu 33,33% dan berwarna kecokelatan, sedangkan P3 yaitu 0% dan berwarna cokelat kehitaman.

Kata Kunci : Embrio kakao (Theobroma kakao L.), NaCl, PEG 6000, toleran.

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


A. Ghafoor, M. Qadir, G. Murtaza. 2004. Salt-Affected Soils: Principles of Management. Allied Book Centre. Lahore. P304.

B.E. Michel, M.R. Kaufmann. 1973. The osmotic potential of polyethylane glycol 6000. Plant Physiol. 57: 914-916.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Produksi kakao di Indonesia tahun 2009-2013, departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.

G.A. Wattimena, Nurhaji A.M., Armini Wiendi, Agus Purwito, Darda efendi, Bambang S, Nurul Khumaida. 2011. Bioteknologi dalam pemuliaan tanaman. PT Penerbit IPB Press.

H.J Eart, R.F. Davis 2003. Effect of drought stress on leaf and whole canopy radiation use effeiciansy and yield of maize. Agron Journal 95:688-696.

I. Dami, H. Hughes. 1997. Leaf anatomy and water losses of in vitro PEGtreated ‘valiant’ grape. Plant Cell Tiss. Org. Cult. 57: 129-132.

K. Badami, A. Achmad. 2010. Seleksi in vitro untuk toleransi terhadap kekeringan pada jagung (Zea mays L.) dengan Polyethylene Glycol (PEG). J.Agrovigor Vol. 3 No.1

L. Taiz, E. Zeiger. 2002. Plant physiology. California: The

Benjamin/Cummings Pub. Co., Inc.

M. Farid, S. Rinaldi. 2006. Mekanisme ketahanan kedelai terhadap salinitas dan kekeringan berdasarkan karakter morfofisiologis. B.Penelitian. Vol.9 (2), hal.146-153.

M.Y. Saleem, A.A. Cheema, B.M. Atta. 2005. Induced mutation and in vitro techniques as a method to induce salt tolerance in Basmati rice (Oryza sativa L.). Intl J. Environ. Sci. 2(2): 141-145.

P. Dewanti, A. Sholeh, I. Cahya. 2009. Seleksi embriosomatik klon kakao unggulan terhadap kekeringan. Ringkasan Eksekutif Hasil-hasil Penelitian.

R. Yunita. 2009. Pemanfaatan variasi somaklonal dan seleksi in vitro dalam perakitan tanaman toleran cekaman abiotik

Rahardjo P. 1999. Perkembangan bahan tanam kakao di Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan kakao, 15 (2) 184-189.

UNCTAD. 2007. Transnational corporations, extrancrive industries and development. World Invesment Report. New York and Geneva.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.