IDENTIFIKASI INDEKS KEANEKARAGAMAN TANAMAN OBAT- OBATAN DI KAWASAN HUTAN KELURAHAN BATTANG DAN BATTANG BARAT

Ariandi Ariandi, Khaerati Khaerati

Sari


Tumbuhan obat merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu Indonesia yang bermanfaat dari segi ekologi, sosial-budaya, maupun ekonomi yang harus dikelola sepanjang pemanfaatannya dilakukan secara rasional dengan memperhatikan kebutuhan generasi masa kini dan masa datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tumbuhan obat yang terdapat pada kawasan hutan di Kelurahan Battang dan Battang Barat. Formasi geologi kawasan hutan sangat bervariasi dari bergelombang, berbukit-bukit sampai dengan bergunung, dengan kelerengan antara 15%-80%. Suhu udara pada kawasan ini berkisar antara 18ºC-29ºC. Metode analisis vegetasi tanaman obat dalam penelitian ini dilakukan dengan metode eksplorasi sedangkan indeks keanekaragaman dihitung menggunakan rumus Shannon–Wienner. Berdasarkan hasil pengamatan pada areal kawasan hutan di Kelurahan Battang dan Battang Barat terdapat 52 jenis tumbuhan obat, diantaranya 47 jenis di Battang dan 37 jenis di Battang Barat. Terdapat 17 jenis diketahui sebagai tumbuhan obat berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar dan 35 jenis diperoleh berdasarkan studi literatur analisis tumbuhan obat. Indeks keanekaragaman jenis (H’) di Kelurahan Battang sebesar 1,493 dan di Kelurahan Battang Barat sebesar 1,197. Berdasarkan besarnya kriteria nilai 1 ≤ H’ ≤3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies tanaman obat di hutan Kelurahan Battang dan Battang Barat termasuk dalam kategori sedang.

Kata Kunci: Indeks Keanekaragaman, Obat, Battang, Battang Barat.

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


Ajijah N., M. Iskandar. 1995. Menggali Budaya Orang Tua Tempo Doeloe Memanfaatkan Tumbuhan Obat di Pedesaan di Jawa Barat. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani II. Puslitbang Biologi-LIPI, Fakultas Biologi UGM dan Ikatan Pustakawan Indonesia, Yogyakarta I: 61-70.

Departemen Kesehatan RI, Materia Medika Indonesia Jilid VI, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995.

Meiyanto E, Susidarti RA, Handayani S, Rahmi F. 2008. Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) Mampu Manghambat Proliferasi dan Memacu Apoptosi sel MCF-7. Majalah Farmasi Indonesia. 19 (1) : 12-19

Mulyadi. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Adat Dalam Pembangunan Kehutanan (Studi Kasus Komunitas Battang Di Kota Palopo, Sulawesi Selatan), Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 4 Hal. 224-234.

Rudjiman, Adriyanti DT, Indriyatno, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati R. 2003a. Piper betle L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I. Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya. Hlm: 242-243

Rudjiman, Adriyanti DT, Indriyatno, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati R.

b. Passiflora foetida L..Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I., IV Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 47-48.

Supriadi. 2001. Tumbuhan Hutan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Winarto WP. 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal. Jilid 1. Jakarta: Karyasari Herba Media.

Zein U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. http://www.library.usu.ac.id [10 April 2016].

Zuhud, E.A.M. 2004. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat, dalam Zuhud E.A.M dan Haryanto, 1994, Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Lembaga Alam Tropika Indonesia.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.